Cerita Mitos di Balik Keindahan Gunung Butak , Merinding
Sempat mendaki Gunung Butak? Jika belum, karenanya Anda harus coba mulai dari sekarang ini. Terlepas dari semua mitos yang ada, gunung ini perlu jadi arah Anda kemudian untuk nikmati alam. Sebelumnya, silakan dalami semakin dalam mengenai tempat itu.
Gunung Butak adalah gunung stratovolcano yang ada di Jawa Timur dan berdekatan dengan Gunung Kawi. Keseluruhnya ruangan memiliki formasi tempat bermacam, salah satunya sedikit datar dan luas, kebanyakkan jalan pendakiannya terjal, serta lewat kebun teh.
Tipe iklim Gunung Butak adalah C dan D, dengan temperatur kurang lebih 0˚C - 10˚C di waktu malam hari. Sedang waktu pagi hari sampai siang hari, temperatur seputar antara optimal 15˚C. Keseluruhannya, Gunung Butak ialah rimba hujan tropis dan rimba lumut.
Walaupun eksotis, tapi populeritas Gunung Butak dilihat buruk karena nuansa seram sebab jatuhnya Heli Basarnas dahulu kala. Ditambah lagi, cerita mistis yang membekas sejak dahulu malah membuat pendaki jadi ketakutan. Baca ceritanya di sini.
Tentang Mitos Gunung Butak yang Melegenda
Di bagian timur Gunung Butak, ada satu tempat tanah yang tidak ditumbuhi rumput. Konon, tempat itu tersisa ditancapi keris pusaka Eyang Jatikusumo jadi orang sakti di tempat. Keris itu namanya Kyai Ampal Bumi.
Berdasarkan perbincangan warga, dahulu sempat ada seekor ular raksasa yang mengganggu ketentaraman kampung sekitar. Tidak ada satupun orang yang bisa singkirkan binatang itu, kecuali Eyang Jatikusumo. Ia lalu menaklukkan ular itu dan membuat penjaga makam.
Bukan hanya ular, ada mitos seputar makhluk siluman Putri Celeng dan siluman Rambut Geni. Putri Celeng ini biasanya dijumpai berbentuk badan seorang putri cantik tapi kepalanya berupa celeng, kadang tubuhnya celeng kepalanya seorang putri.
Sedang, Siluman Rambut Geni hanya mempunyai tubuh setengah, dari perut ke atas saja, rambutnya menyala seperti api. Kedua makhluk ini disebut ada sekitar ruangan telaga Jambangan, dan menjaga wilayah itu.
Kepercayaan sekitar mengatakan bila beberapa pendaki haru siaga waktu berkunjung ke Gunung Butak. Hindari pekerjaan berupa menyebabkan kerusakan alam sampai lakukan tindakan yang tidak-tidak.
Oleh karena itu waspadalah jika kita berkunjung kesana, jangan sampai membuat kerusakan alam dan lakukan tindakan yang tidak-tidak. Tapi, apa ini betul? Selama Anda kerjakan perjalanan dan tidak dapatkan apa-apa, karenanya semua berjalan lancar.
Nikmati Keelokan Gunung Butak yang Sebetulnya
Bagaimana , mitos-mitos itu harus didapati dengan bijak. Permasalahannya waktu Anda percaya dengan hal itu, karenanya Anda telah melepas kesempatan untuk sampai puncak Gunung Butak lewat pemandangan seperti negeri di atas awan.
Sunrise-nya bagus gaes!
Jalan mengarah Gunung Butak memang diketahui sulit. Walaupun begitu, rasa lelah yang ada akan terbayar suka setelah tiba di atas. Pemandangan alam yang indah akan tampil di hadapanmu dengan nampak jelas, berdiri gagah dan dipenuhi awan putih yang memesona.
Waktu pagi hari tiba, puncak Gunung Butak adalah spot terbaik untuk nikmati matahari keluar. Adanya samudera baik dalam tingkatkan pesona waktu matahari keluar. Cocok jadi objek foto sekaligus masuk dengan kawan-kawan saling pendaki.
Tertarik berwisata alam ke Gunung Butak? Dalami jalurnya sebagai berikut:
Jalan desa Semen – Gandusari – Blitar ( melalui Sirah-Kencong)
Jalan desa Wonosari, Kepanjen-Malang
Jaluar Desa Maduarjo, jalan warga mencari kayu yang tidak ada pos perizinan
Jalan Desa Gadingkulon-Dau-Malang,
Bukit Panderman Batu-Malang
Beberapa jalan lainnya seperti Sirah – Kencong, dapat Anda gunakan sekarang ini. Jangan ragu untuk nikmati pemandangan puncak Gunung Butak tanpa perlu termakan mitos-mitos yang ada.