Ratusan Santri di Tangerang Reaktif, 10 di Antaranya Dinyatakan Positif Covid-19
Beberapa ratus santri di Pondok Pesantren Yayasan Insan Pratama di Dusun Parahu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang, reaktif Covid-19 waktu jalani rapid tes. Satgas Pemercepatan Perlakuan Covid-19 ditempat juga langsung berkunjung ke pesantren itu.
Satgas pengin pastikan perlakuan masalah Covid-19 di pesantren itu berjalan dengan baik. Ditambah lagi ada berita, jika yayasan justru pulangkan santri yang reaktif ke rumah semasing.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dr Desi Riana Dinardianti memperjelas, semestinya waktu hasil rapid tes reaktif, santri itu semestinya selalu ada di pesantren supaya terawasi.
Daftar Akun Judi Bola Terpercaya Guna Permainan "Santri yang hasilnya reaktif semestinya dilaksanakan pembelahan serta tidak digabung dengan santri-santri lainnya serta beberapa santri yang reaktif itu tidak dibolehkan untuk keluar sebab dalam pemantauan," kata Desi, Sabtu (17/10/2020).
"Semestinya santri tidak dipulangkan tapi harus karantina mandiri serta dipisah dengan santri lainnya sepanjang 14 hari, begitupun yang positif harus di isolasi di Rumah Sakit yang dipilih atau di Hotel Berkunjung perlakuan Covid-19 di Hotel Yasmin Kabupaten Tangerang," lanjut ia.
Tetapi, jika terlanjur beralih tempat, santri yang hasil rapid tesnya reaktif harus lakukan karantina mandiri supaya virus Corona yang disangka mengontaminasinya tidak menebar ke lingkungan baru.
Pengurus pesantren, Ali Mukafi menerangkan, faksinya sudah kerja sama juga dengan Puskesmas Sukamulya untuk lakukan rapid tes ke santri serta pendidik. Berdasar rapid tes itu, ada 164 santri yang hasilnya reaktif.
Faksi yayasan lalu lakukan swab tes ke beberapa ratus santri serta pendidik. Hasilnya, ada 9 santri serta 1 pendidik yang positif Covid-19.
"Hasil swab itu umumnya hasilnya negatif, yang positif 10 orang termasuk juga tenaga pendidik seseorang serta saat ini lagi karantina mandiri," jelas Ali.
Ia menjelaskan, seluruhnya santri telah dipulangkan ke rumah semasing. Masalahnya faksinya tidak dapat meredam saat beberapa orang-tua santri akan menjemput anak-anaknya.
"Tetapi sebelumnya pulang seluruhnya orang-tua dinyatakan untuk lakukan karantina mandiri serta test swab berdikari, semua tercantum pada surat kesepakatan kembalinya santri," kata Ali.
Untuk proses belajar mengajar sepanjang santri pulang ke rumah, santri belajar lewat cara daring, supaya santri selalu belajar meskipun jarak jauh.